Pernikahan merupakan tujuan semua insan, namun setiap kehidupan rumah tangga tidak dapat lepas dari berbagai permasalahan.
Banyak faktor yang menjadi penyebab keretakan bahtera rumah tangga.
Diantaranya adalah kematangan yang belum dimiliki, baik dipihak istri maupun suami atau bahkan dari pihak keluarga masing-masing.
Wanita shalihah menjadi tempat berteduh bagi laki-laki shalih disaat berbagai cobaan dan kerusakan merajalela ditengah masyarakat.
Bahkan sejak dahulu, kaum wanita merupakan sumber fitnah yang paling berbahaya bagi laki-laki dan terus demikian hingga sekarang kecuali orang-orang yang menjadikan syari’at Allah ﷻ sebagai landasan hidup dan panduan hukum dalam berbagai sendi kehidupan.
Beliau ﷺ bersabda,
مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ
“Aku tidak meninggalkan satu fitnah pun yang lebih membahayakan para lelaki selain fitnah wanita.”
(HR. Bukhari: 5096 dan Muslim: 2740)
Maka dari itu sesuai yang tertulis dalam buku ini, hendaknya untuk mencari kriteria suami atau istri yang bertakwa kepada Allah ﷻ.
Allah ﷻ berfirman,
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ
“Sesungguhnya yang paling mulia di antara kalian adalah yang paling bertaqwa.”
(QS.Al-Hujurat :13)
Sedangkan taqwa adalah menjaga diri dari adzab Allah ﷻ dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Maka hendaknya seorang muslim berjuang untuk mendapatkan calon pasangan idaman yang paling mulia di sisi Allah ﷻ , yaitu seorang yang taat kepada aturan agama.
Rasulullah ﷺ pun menganjurkan memilih istri yang baik agamanya.
Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, Rasulullah ﷺ bersabda,
تُنْكَحُ المَرْأَةُ لأرْبَعٍ: لِمالِها ولِحَسَبِها وجَمالِها ولِدِينِها، فاظْفَرْ بذاتِ الدِّينِ، تَرِبَتْ يَداكَ
“Wanita biasanya dinikahi karena empat hal: karena hartanya, karena kedudukannya, karena parasnya dan karena agamanya. Maka hendaklah kamu pilih wanita yang bagus agamanya (keislamannya). Kalau tidak demikian, niscaya kamu akan merugi.”
(HR. Bukhari no.5090, Muslim no.1466).
Dari Abu Hatim Al Muzanni radhiallahu’anhu, Rasulullah ﷺ juga bersabda,
إذا جاءَكم مَن ترضَونَ دينَه وخُلقَه فأنكِحوهُ ، إلَّا تفعلوا تَكن فتنةٌ في الأرضِ وفسادٌ
“Jika datang kepada kalian seorang lelaki yang kalian ridhai agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah ia. Jika tidak, maka akan terjadi fitnah dan kerusakan di muka bumi”
(HR. Tirmidzi no.1085. Al Albani berkata dalam Shahih At Tirmidzi bahwa hadits ini hasan lighairihi).
Terdapat empat pembahasan utama dalam buku Istri Idaman ini, yaitu:
1.Kriteria Memilih Istri.
2.’Aqidah Istri Ideal.
3.Akhlak Istri Ideal.
4.Istri Ideal Berdiam Dalam Rumahnya.
Sebagai contoh dipembahasan kedua mengenai ‘Aqidah Istri Ideal disebutkan bahwa istri ideal adalah wanita yang memiliki ‘aqidah yang kuat, iman yang mendalam, taat beribadah kepada Rabb-nya, luas wawasan dan pengetahuannya dan selalu mencontoh akhlak generasi salaf setelah menjadikan sirah Rasulullah ﷺ sebagai mata air kehidupan yang bening.
Sifat wanita seperti ini tidaklah berteman kecuali dengan wanita-wanita beriman dan shalihah.
Ia mempunyai kesadaran bahwa hanya merekalah yang layak dijadikan teman, dijadikan saudara dan diperlakukan dengan baik.
Ruh wanita yang beriman akan mencari ruh lain yang serupa dalam keshalihannya.
Ia tidak akan terpedaya untuk bersahabat dengan wanita-wanita yang tidak bermoral.
Dalam hadits riwayat Imam Al-Bukhari rahimahullah dalam shahihnya, disebutkan bahwa Ibunda kaum mu`minin, ‘A`isyah radhiyallahu ‘anha mendengar Nabi ﷺ bersabda:
الأَرْوَاحُ جُنُودٌ مُجَنَّدَةٌ فَمَا تَعَارَفَ مِنْهَا ائْتَلَفَ وَمَا تَنَاكَرَ مِنْهَا اخْتَلَفَ
“Ruh-ruh itu (seperti) pasukan yang mengelompok, maka ruh-ruh yang saling kenal akan menjadi akrab, adapun ruh-ruh yang tidak saling kenal akan berselisih”
Demikian sedikit pembahasan dari buku ini.
Semoga Allah ﷻ memudahkan bagi seluruh wanita muslimah untuk menjadi istri shalihah dan istri idaman bagi suaminya.
Baarakallahu fiikum