Sesungguhnya sebaik-baik pelajaran adalah kematian.
Oleh karenanya Rasulullah ﷺ dalam sebuah haditsnya menyatakan bahwa orang yang cerdas adalah orang yang paling banyak mengingat kematian dan mempersiapkan diri untuk menghadapinya.
Ketahuilah bahwa setiap orang berbeda-beda kondisinya ketika menghadapi kematian, dan setiap orang akan Allah wafatkan diatas kebiasaannya.
Nabi ﷺ bersabda,
يُبْعَثُ كُلُّ عَبْدٍ عَلَى مَا مَاتَ عَلَيْهِ
“Setiap hamba akan dibangkitkan berdasarkan kondisi meninggalnya”
(HR Muslim no 2878)
Berkata Al-Munaawi,
أَيْ يَمُوْتُ عَلَى مَا عَاشَ عَلَيْهِ وَيُبْعَثُ عَلَى ذَلِكَ
“Yaitu ia meninggal di atas kehidupan yang biasa ia jalani dan ia dibangkitkan di atas hal itu”
(At-Taisiir bi Syarh Al-Jaami’ As-Shogiir 2/859)
Dari hal ini dapat diambil kesimpulan bahwa hendaknya masing-masing dari kita berusaha semaksimal mungkin membiasakan diri untuk selalu berada dalam ketakwaan, ketaatan dan kebaikan sehingga ketika waktunya sudah tiba, Allah Yang Maha Rahman mewafatkan kita diatas kebiasaan tersebut dan Allah Jalla Wa ‘Alā anugerahkan kita husnul khatimah, akhir kehidupan yang baik.
Allah Jalla Wa ‘Alâ berfirman,
يُثَبِّتُ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَفِى الْاٰخِرَةِۚ وَيُضِلُّ اللّٰهُ الظّٰلِمِيْنَۗ وَيَفْعَلُ اللّٰهُ مَا يَشَاۤءُ
“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh (dalam kehidupan) di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan Allah berbuat apa yang Dia kehendaki”.
(QS.Ibrahim : 27)
Sungguh perkara ini (kematian) merupakan perkara yang sangat berat, hingga enggan untuk dibicarakan.
Namun ia merupakan suatu hal yang pasti, Allah Subhânahu Wa Ta’âla berfirman,
وَجَاۤءَتْ سَكْرَةُ الْمَوْتِ بِالْحَقِّ ۗذٰلِكَ مَا كُنْتَ مِنْهُ تَحِيْدُ
“Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang dahulu hendak kamu hindari”.
(QS.Qaf : 19)
Entah sudah berapa banyak jiwa-jiwa agung yang mendapatkan kemuliaan dari kematiannya setelah kepergian Nabi tercinta ﷺ, disusul Sahabat-Sahabat besar radhiyallahu ‘anhum hingga para orang-orang shalih sesudah zaman mereka.
Inilah Sufyan ats-Tsauri yang mengatakan, “Sungguh aku menginginkan seluruh umurku dimana satu tahun penuh seperti ‘Abdullah bin al-Mubarak, namun ternyata aku tidak bisa, bahkan tiga hari saja tidak bisa.”
(Tarikh Baghdad 10/162)
Adz-Dzahabi berkata, “Demi Allah, sungguh aku benar-benar mencintai ‘Abdullah bin al-Mubarak karena Allah, dan aku mengharapkan kebaikan karena kecintaan kepadanya.”
(Tadzkiratul Huffazh 1/275)
Dikatakan menjelang kematiannya ‘Abdullah bin al-Mubarak membuka matanya dan tertawa, lalu ia berkata,
لِمِثۡلِ هٰذَا فَلۡيَعۡمَلِ الۡعٰمِلُوۡنَ
“Untuk (kemenangan) serupa ini, hendaklah beramal orang-orang yang mampu beramal”.
(QS.Ash-Shaffat : 61)
Inilah As-Sayyidah ar-Rabbaniyyah ash-Shalihah Nafisah, putri al-Hasan bin Zaid al-‘Alawiyah al-Hasaniyah.
Beliau rahimahallah termasuk dalam bilangan wanita-wanita shalihah, zuhud, suci dan takwa, menghidupkan malam dengan shalat lail, puasa disiang hari, banyak menangis karena takut kepada Allah.
Beliau rahimahallah telah melaksanakan haji sebanyak tiga puluh kali dan menghafal Al-Qur’an beserta tafsirnya, wafat dalam keadaan berpuasa dan bacaan Al-Qur’annya terhenti pada firman Allah Ta’âla,
قُلْ لِّمَنۡ مَّا فِى السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِؕ قُلْ لِّلّٰهِؕ كَتَبَ عَلٰى نَفۡسِهِ الرَّحۡمَةَ ؕ
“Katakanlah, “Milik siapakah apa yang di langit dan di bumi?” Katakanlah, “Milik Allah.” Dia telah menetapkan (sifat) kasih sayang pada diri-Nya….”
(QS.Al-An’am : 12)
Kisah-kisah dalam buku ini sebagai gambaran bagaimana kondisi orang-orang shalih dahulu menjelang wafat dan bagaimana sebenarnya mereka menyikapi apa yang disebut dengan kematian.
In syaa Allah setelah membaca buku ini dengan seksama kita bisa mengambil ibrah yang sangat banyak darinya sehingga meningkatkan keimanan, ketakwaan dan motivasi untuk selalu menjaga diri agar bisa meraih akhir kehidupan yang baik.
KISAH TELADAN
Orang-Orang Shalih Menjelang Wafat
Menggapai Ridha Allah Jalla Wa ‘Alâ dengan Husnul Khatimah
Dr.Sayyid bin Husain al-‘Affani
Uk.15,5 x 24 cm | xl + 426 hlm
Hard Cover | 774 gr | Hvs 70 gr
Harga Rp 135.000,-